BUDAYA DAN PARIWISATAHEADLINENTBTERKINI

Membuka Kilas Masuknya Islam di Bima dalam Ritual Tahunan U’A Pua

Narasimedia.net || Upacara adat Hanta U’a Pua di Bima, Nusa Tenggara Barat, merupakan sebuah tradisi budaya religi yang biasanya diselenggarakan bertepatan dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Helatan ini merupakan rangkaian Ritual yang dalam sejarahnya menceritakan tentang prosesi masuknya Islam di wilayah Bima.

Merujuk pada Buku Hanta U’A Pua Alan Malingi, Ua Pua dalam bahasa melayu disebut “Sirih Puan” adalah satu rumpun tangkai telur berhias serupa bunga warna warni yang dimasukkan ke dalam satu wadah segi empat. Jumlah bunga telur tersebut sebanyak 99 (Sembilan Puluh Sembilan) tangkai yang sesuai dengan Jumlah Asma’ull Husna, Kemudian di tengahnya diletakkan Kitab Suci Alqur’an.

Ritual ini dimulai dari U’a Pua yang ditempatkan di tengah-tengah sebuah Rumah Mahligai (Bima: Uma Lige), yang kemudian diusung/angkat secara bergantian dari Kampung Melayu, Kampung Sarae, dan Kampung Paruga. Di atas Uma lige atau Mahligai berdiri 4 orang Penari Lenggo Putri Istana dan 4 Penari Lenggo Mone dari Melayu serta penghulu Melayu yang membawa Al-Quran.

Setibaya di Istana, Penghulu Melayu menyerahkan U’a Pua dan Al-Qur’an (Hanta Karo’a) kepada Sultan Bima sebagai simbol pengislaman di Bima yang dibawa oleh para mubaligh Melayu.

Penyerahan Al-Qur’an merupakan penanda bahwa pemerintah dan masyarakat akan menjunjung Al-Qur’an sebagai acuan hukum dan konsep tatanan pemerintahan yang harus dilaksanakan oleh seluruh lapisan manusia Bima.

Diakhir ritual, Sultan dan Penghulu Melayu duduk berdampingan dan menyaksin atraksi seni seperti Tari Lenggo dan lainnya. Jika teman-teman beruntung, di peghujung upacara Dolu Bareka (telur berkah) tadi akan dibagikan ke para pengunjung.

Pewarta : Febrian

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *